Pages

25 Oktober 2013

Sumpah Pemuda dan Perempuan Penulis

  • i
CARAKU MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Sumpah Pemuda :
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.


            Hari Sumpah Pemuda tidak cukup hanya diperingati secara simbolis saja. Harus ada tindak nyata yang bisa kita lakukan agar semangat Sumpah Pemuda terus bisa dijaga. Perempuan pun memiliki peran aktif dalam upaya menjaga semangat Sumpah Pemuda. Upaya yang dilakukan tidak harus muluk-muluk. Sebuah hal atau langkah sederhana bisa membuat dampak yang sangat luar biasa, apalagi dengan berkarya melalui tulisan. Menulis bukan hanya menjadi sebuah bentuk eksistensi diri sebagai manusia tetapi juga sebagai salah satu upaya efektif untuk senantiasa menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Perempuan yang menulis akan memberikan kontribusi positif demi kemajuan bangsa Indonesia. Beberapa hal berikut ini bisa dijadikan cara untuk membuat kegiatan menulis dengan menjunjung semangat Sumpah Pemuda dengan lebih efektif.

            Kita bisa menggunakan internet sebagai media untuk terus menulis dan berkarya. Saat ini, manusia mudah sekali terhubung dengan adanya jaringan internet. Jika kita masih merasa belum sanggup membuat tulisan yang bisa diterbitkan oleh penerbit besar, kita bisa cukup menulis di blog pribadi. Jika ingin memiliki karya-karya seperti pemilik blog ini www.umminailah.blogspot.com, kita harus memiliki disiplin diri untuk menulis. Menulis bukan hanya semata-mata masalah bakat, tetapi juga tentang media agar kita bisa saling berbagi inspirasi dan semangat, termasuk semangat Sumpah Pemuda. Setiap orang atau perempuan memang memiliki caranya tersendiri untuk mampu menumbuhkan semangat Sumpah Pemuda baik di dalam dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan menulis, seorang perempuan bisa lebih “didengar”. Tidak bisa kita pungkiri bahwa masih ada banyak hal yang “menghalangi” terdengarnya suara manusia. Dan, cara untuk menghancurkan penghalang itu adalah dengan menulis.